Grafiti adalah hal keren yang diptakan para seniman jalanan. Setidaknya, kalian pasti pernah ngelewatin sebuah jalan dimana kanan-kiri sepanjang jalan itu ada banyak tembok yang isinya gambar-gambar, ada yang keren, lucu, bahkan kadang berbau kritik sosial. Grafiti merupakan salah satu jenis karya seni lho guys!
Seni, suatu kata yang secara etimologis berarti karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, hingga ukiran.
Selain memerlukan keahlian luar biasa, seni juga harus menonjolkan suatu keindahan yang dinilai secara subjektif bagi para penikmatnya. Nah maka dari itulah grafiti juga bisa dikatakan sebagai salah satu karya seni.
Grafiti, secara umum dapat diartikan sebagai tulisan, gambar, coretan, yang dihasilkan melalui sebuah teknik tertentu. Grafiti adalah sebuah karya visual yang kuat akan pesan-pesan perubahan.
Kehadiran grafiti di ruang publik memungkinkan pesan menjadi lebih cepat tersampaikan dan menyentuh kesadaran pembacanya.
Masyarakat tidak perlu lagi meluangkan waktu untuk mengunjungi galeri seni untuk dapat menikmati sekaligus berinteraksi dengan karya seni. Karena seni dan karyanya telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat kota.
Grafiti sebagai budaya perlawanan anak muda
Grafiti biasanya identik dengan anak muda. Bagaimana mereka mengekspresikan diri dengan coretan-coretan di tembok-tembok jalan. Di Indonesia sendiri, seni grafiti hadir karena adanya pengadopsian kultur grafiti dan street art yang berasal dari budaya barat pada era 90-an.
Awalnya para seniman grafiti lebih sering mengekspresikan idenya di berbagai tembok jalanan. Bahkan ga jarang timbul pro dan kontra ketika mereka sedang membuat karyanya ditembok-tembok jalan tersebut. Sebagian orang menyebut bahwa grafiti memiliki nilai estetika yang unik dan menarik.
Tidak sedikit juga orang yang menilai graffiti dijalanan cuma merusak keindahan tata ruang kota dan menjadikan jalanan tersebut jadi terlihat kumuh karena beberapa coretan grafiti dibuat sesuka hati, tidak memperdulikan wadah tepat sebagai tempat untuk menggambar, bahkan dilakukan pada sarana umum serta ruang publik.
Makanya kadang para seniman tersebut seolah main ‘kucing-kucingan’ dengan petugas dinas kebersihan, itulah sebabnya para seniman tersebut melakukan kegiatannya dimalam hari. Dan karena sebab itu juga kadang grafiti di cap sebagai vadalisme.
Grafiti dulu dan kini
Beda dulu dan sekarang, saat ini banyak seniman grafiti masuk ke ruang privat yang lebih eksklusif seperti galeri, museum, pameran, hingga ke tempat-tempat seperti hotel atau café yang sering dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda.
Perkembangan grafiti sebagai ajang kreatifitas kini bukan hanya sekedar gambar-gambar lucu, unik dan keren guys tapi juga sebagai tempat menyalurkan kritik sosial, dan peduli lingkungan yang memanfaatkan media ruang publik untuk bersuara dan didengar, bukan sekedar tulisan atau gambar yang ga punya arti.
Graffiti sebagai bagian dari keseharian masyarakat kota, tidak terlepas dengan kedekatan antara pemegang kekuasaan (pusat) dengan para senimannya (warga kota). Sejumlah kebijakan yang bersifat sektoral maupun global menjadi sebuah isu yang mendorong respons dari para senimannya.
Kebijakan yang dibuat pemegang kekuasaan tidak selalu dapat mewakili kepentingan tiap lapisan masyarakat. Sudah pasti tentunya ada beberapa pihak yang diuntungkan juga dirugikan dengan kebijakan tersebut.
Bagi mereka para seniman kota, khususnya seniman grafiti, persoalan tersebut menjadi sebuah pemicu bagi mereka untuk berkarya. Tentu saja masih banyak persoalan di perkotaan yang bersentuhan langsung dengan para seniman grafiti, yang menjadi pemicu mereka untuk bersuara.
Karya-karya mereka menjadi representasi dari suara dan kegelisahan mereka sebagai seniman sekaligus bagian dari masyarakat kota. Karya grafiti menjadi medium untuk menyampaikan pesan kegelisahan sosial, memosisikan dirinya (karya) sebagai kritik bagi pemerintah dan penyadaran bagi audiens.
Maka karya grafiti bisa dikatakan sebagai media yang mengkritisi berbagai kebijakan yang dirasa tidak mewakili persoalan keseharian masyarakatnya. Kehadiran graffiti sebagai karya seni ruang publik.
Melalui pesan yang disampaikan, menjadi sebuah media komunikasi antara seniman-karya-audiens: masyarakat umum dan juga stakeholder.
Komunikasi yang terjalin dapat berupa penyadaran dan advokasi bagi masyarakat umum, juga kritik terhadap berbagai kebijakan dan keputusan dari pemegang kekuasaan.
Komunitas grafiti yang bisa bikin kita happy
Mengekspresikan minat dan hobi emang paling serukan kalo kita bisa bergabung disalah satu komunitas. Nah untuk graffiti sendiri, di Indonesia ada berbagai komunitas untuk kalian bisa bergabung didalamnya dan itu keren-keren banget lho guys!
I LIGHT THIS
Buat kalian yang tinggal di Jakarta, ada nih komunitas Graffiti yang mana mereka punya keunikan tersendiri dalam karyanya. Keunikannya bisa dilihat dari penggabungan graffiti dengan cahaya yang direkam dengan teknik photography ‘long exposure time’ nah makanya karyanya dikenal dengan ‘Linghting Graffiti’.
LADIES ON WALL
Siapa bilang graffiti Cuma karya seni untuk anak-anak cowo? Nih buktinya, buat kalian para cewe yang suka karya seni graffiti, kalian juga bisa gabung kedalam komunitas ini, karena anggotanya terdiri dari cewe-cewe keren yang merupakan seniman graffiti.
69CARTEL
Lalu buat kalian yang tinggal di Yogyakarta, ada juga nih komunitas yang bergerak dibidang mural dan graffiti. Komunitas ini merupakan kumpulan dari beberapa seniman graffiti yang punya visi dan misi yang sama untuk ngembangin scene graffiti di Yogyakarta khususnya.
STREET ART DAKWAH
Wow, keren nih! Di Bandung ada komunitas grafiti bernapaskan islam guys! Merebaknya fenomena hijrah dikalangan anak muda menimbulkan sejumlah komunitas yang lebih positif dan bernuansa agama, salah satunya ini nih Street Art Dakwah yang mengangkat graffiti tentang tauhid dan berbagai macam tulisan dan gambar yang berpesan positif bahkan ayat-ayat suci yang dibahasakan.
Masih banyak lagi sih kimunitas-komunitas grafiti yang keren-keren diberbagai daerah lainnya di Indonesia yang kalian bisa ikutin, yang penting tetap positif dan ayo, suarakan kreasimu generasi muda!